Momen Lebaran seperti ini biasanya menjadi kesempatan untuk reuni. Banyak yang mudik, akhirnya membuat teman-teman lama kangen untuk bertemu kembali. Namun, ternyata tak semua happy dalam reuni.
Sebentar lagi Lebaran tiba ya, Ma? Artinya undangan reuni pun mulai bertebaran. Mulai dari reuni kecil-kecilan dengan teman akrab maupun acara reuni yang terorganisir yang diadakan oleh beberapa alumni sekolah dulu.
Ada mama yang semangat banget datang ke reuni. Segala hal sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Tapi, ada juga mama yang malas banget menghadiri reuni. Bahkan, ia menghindar dari teman lama yang menghubungi.
Wah, kira-kira kenapa ya? Dari pengalaman saya menjadi panitia reuni, ini dia 7 alasan mereka ketika menolak ajakan reuni.
7 alasan perempuan enggan menghadiri reuni
1. Menghindari pertanyaan tentang aktivitas dan pekerjaan
Sadar atau tidak, aktivitas pekerjaan merupakan pertanyaan yang pertama kali keluar ketika reuni.
“Kamu sekarang di mana? Ngapain aja?”
Ya kan, Ma?
Well, bagi mama yang sudah sukses (sukses yang terlihat; seperti memiliki penghasilan tinggi, bersuamikan orang penting, dan parameter sukses kasat mata lain), pertanyaan ini bisa jadi adalah pertanyaan paling ditunggu. Tanpa ditanya pun, mereka akan berinisiatif menceritakannya.
Sebaliknya, ada mama yang merasa tidak nyaman karena aktivitasnya yang biasa saja, merasa tidak memiliki prestasi dan bukan pekerjaan atau aktivitas bergengsi seperti teman yang lain.
2. Menghindari pertanyaan tentang keluarga (anak maupun suami)
Selain pekerjaan, anak adalah topik yang sering kita bahas ketika reuni.
Pertanyaan tentang jumlah anak ini terkadang membuat Mama enggan membahasnya. Mama yang belum memiliki anak, entah apa pun alasannya, seringkali tertekan dengan pertanyaan, “Anaknya sudah berapa?” Atau, “Lho, belum isi? Ayo, buruan! Yang lain sudah lho!”
Mama yang belum memiliki anak juga harus bersiap kerja keras menata hati dengan pemandangan anak-anak lucu yang dipamerkan oleh teman-teman lain.
Selain anak, pertanyaan tentang jodoh juga sering kita tanyakan ketika teman kita datang sendiri ya, Ma? Belum lagi nasihat kita tentang penikahan yang mungkin kita berikan tanpa diminta.
Padahal, we never know kondisi teman kita itu yang sebenar-benarnya. Bisa jadi dia sudah berusaha mati-matian, tapi jodohnya saja yang beum ketemu. Sampai akhirnya ia enggan membahasnya lagi.
3. Malas bertemu teman lama karena merasa tidak populer
Di antara sekian ratus teman Mama, pasti ada beberapa orang yang menonjol dan dikenal baik nama dan wajahnya. Bahkan sampai sekarang. Namanya seringkali disebut saat reuni.
Tapi, ada juga nama teman yang belum pernah Mama dengar sekali pun ya.
Teman-teman yang dulunya pendiam biasanya merasa minder menghadiri reuni karena tidak tahu harus berkumpul dengan siapa. Ia takut merasa terkucilkan karena tidak akrab dengan banyak orang.
Padahal, sebenarnya sih dalam reuni, kita akan saling mengenal lagi kan ya? Justru, siapa tau setelah reuni, teman kita semakin bertambah kan?
4. Tidak percaya diri dengan penampilan dan berat badan
“Ih, sekarang kok gemukan?”
Yes, yes, itu pertanyaan nightmare banget kan, Ma?
Ketika bertemu teman lama, kita ingin mendengar komentar kalau penampilan kita semakin sedap dipandang.
Mama yang bermasalah dengan penampilan ini kadang enggan menghadiri reuni, karena tidak siap dengan komentar teman yang sudah lama tidak berjumpa. Ia khawatir penampilannya tidak cukup meyakinkan untuk disebut cantik.
Padahal, bisa jadi si teman memiliki penampilan yang sama, hanya saja bedanya ia lebih percaya diri.
Sebenarnya ini bukan masalah sama sekali. Jika kita nyaman dengan diri kita, saya kira, penampilan bukan tidak akan menjadi soal. Yang paling penting adalah bagaimana pembawaan kita terhadap teman yang lain.
5. Memiliki masalah keluarga seperti perceraian atau kematian anak
Masalah keluarga kadang menimbulkan trauma, apalagi perpisahan dengan pasangan atau kematian anak.
Mama yang baru saja mengalaminya, seringkali menghindar bertemu dengan orang lain apalagi teman lama dalam reuni. Ia merasa, pertemuan itu hanya akan membuka luka lama kembali.
Apalagi jika ia berada di tengah keluarga atau pasangan lain yang bahagia. Bisa jadi akan terrintimidasi dengan pemandangan itu ya.
6. Merasa malu karena perbedaan kondisi dulu dan sekarang
Perasaan ini biasanya dirasakan oleh Mama yang dulunya dikenal memiliki kepintaran, kecantikan, atau hal yang menjadikanya ia populer dan memiliki banyak penggemar.
Sekarang, kondisinya berbanding terbalik. Mama bisa saja tidak memiliki pekerjaan yang sesuai ekspektasi. Singkatnya, kehidupan yang sekarang biasa saja.
Bahkan banyak orang yang lebih “sukses” dibandingkan dirinya, padahal dulu temanya itu bukan “siapa-siapa”.
7. Malas membahas masa lalu
Masa-masa sekolah dulu pasti penuh dengan kenangan, dan kenangan itu akan menjadi bahan pembicaraan yang menyenangkan untuk dibahas.
Tapi, ada orang-orang dengan masa lalu yang tidak ingin ia kenang sama sekali. Misalkan saja, kisahnya dengan mantan pacar, sahabat semasa sekolah, atau kisah-kisah tertentu yang membangkitkan luka lama.
Selain itu, masa lalu juga sudah tidak begitu relevan dengan kondisinya sekarang. Mama tersebut sudah berkeluarga dan bahagia. Mama tersebut sudah sembuh luka hatinya karena sahabat yang berkhianat, misalnya, dan sebagainya.
Sehingga pembahasan tentang masa lalu, tidaklah menjadi minatnya sehingga ia pun malas menghadiri reuni.
Nah, dari 7 hal yang s aya ungkapkan di atas, kita bisa mencatatnya sebagai sesuatu yang seharusnya nggak kita lakukan atau katakan pada teman-teman kita saat reuni ya, Ma.
Hindari pertanyaan-pertanyaan yang sensitif tersebut, sehingga kondisi nyaman pun tercipta di antara teman-teman lama kita.
Selamat menghadiri reuni, Ma. Jadikan reuni sebagai ajang silaturahmi dan mempererat persaudaraan sesama alumni.
Selamat Lebaran juga ya, Ma.