Ibu bekerja, karena alasan sibuk, sehingga melupakan banyak kebiasaan baik, padahal kalau mau dilakukan semua hal baik tersebut bisa menghindarkan kita dari stres.
Menjadi seorang ibu bekerja itu tak pernah mudah ya, Ma. Seluruh waktu habis didedikasikan untuk keluarga dan juga pekerjaan profesionalnya. Inilah yang kemudian membuat banyak ibu bekerja akhirnya mengesampingkan berbagai kebiasaan baik yang kalau seumpama dia lakukan, maka akan dapat membuat dirinya sendiri tertolong.
Berikut adalah beberapa kebiasaan baik yang akhirnya sering terlupakan oleh seorang ibu bekerja, yang akhirnya membuat dirinya sendiri begitu exhausted, stres, yang lantas berakhir menjadi depresi.
Kebiasaan-kebiasaan baik yang sering terlupakan oleh para ibu bekerja yang bisa berakibat dirinya menjadi kelelahan dan depresi
1. Meminta Bantuan
Ibu bekerja tidak perlu malu atau takut untuk meminta bantuan ketika mereka tidak bisa mengerjakannya sendiri.
Apabila Mama membutuhkan seseorang untuk mengantarkan si kecil ke tempat les, atau sekadar menemaninya sampai Mama pulang dari kantor, Mama bisa meminta bantuan kepada orang yang bisa Mama percaya. Kakek dan neneknya barangkali? Atau Mama merasa sudah waktunya menyewa jasa seorang pengasuh atau ART?
Lakukan saja, Ma, jika memang itu diperlukan.
Selain mempermudah, hal ini juga dapat menyediakan ruang agar Mama bisa berkonsentrasi pada pekerjaan. Don’t overwhelm yourself, if you need help then you should ask.
2. Refreshing sejenak
Jika Mama sudah lama berada dalam ruangan ber-AC atau duduk di depan layar komputer dan laptop, keluarlah, Ma!
Warna hijau dari tanaman, atau langit yang bernuansa biru dan putih, akan memberikan tambahan energi positif pada otak. Ibu bekerja punya segala rutinitas yang membutuhkan tenaga ekstra. So, Mama harus selalu berusaha agar tetap bersemangat sepanjang hari. Karena itu, jangan lupa keluar untuk sekadar menyegarkan pikiran.
Rencanakanlah liburan, karena dengan liburan, semangat kerja Mama akan terjaga.
Liburan bak sebuah reward yang kita berikan pada diri sendiri, karena telah bekerja dengan baik dan sesuai rencana. Selain itu, liburan juga akan mengisi baterai energi untuk beberapa bulan ke depan.
Studi mengatakan, bahwa hanya dengan merencanakan liburan saja, itu dapat membuat diri kita merasa gembira lho, Ma, karena banyak hal menyenangkan yang kita bayangkan untuk dilakukan.
3. Mengatur skala prioritas
Terkadang ada tugas pekerjaan yang harus diselesaikan overtime, entah itu presentasi atau laporan. Rasanya sehari 24 jam itu kurang. Benar begitu, Ma?
Usahakanlah untuk punya quality time dengan setiap anggota keluarga satu per satu, Ma. Lalu habiskan waktu dengan melakukan kegiatan yang disukai bersama. Tanpa harus berbicara tentang topik yang berat atau serius. Karena setiap anggota keluarga memiliki sifat yang berbeda.
Coba membuat kegiatan yang hanya dilakukan berdua dengan anak. Anak akan merasa spesial ketika Mama mengosongkan waktu hanya untuknya. Anak akan menghargai waktu yang disediakan khusus untuk Mama dan dirinya, berdua saja. Bonding time!
Atur rencana pekerjaan dalam seminggu ke depan atau beberapa hari ke depan. Iyes, karena salah satu cara untuk mengurangi kekacauan adalah dengan merencanakan segala sesuatunya lebih dulu dengan teratur. Jangan biarkan persoalan di kantor memengaruhi quality time dengan keluarga. Mintalah kompensasi kepada atasan untuk keluar kantor lebih awal pada hari tertentu.
Selanjutnya, agenda yang padat harus diimbangi dengan energi yang cukup. Setuju, Ma? Mengatakan ‘tidak’ saat diberi tugas tambahan, dan tahu bagaimana cara mengatakannya dengan baik, akan menyelamatkan ibu bekerja dari risiko kehilangan waktu bersama keluarga.
4. Selalu mensyukuri keadaan
If you have good thoughts, they will shine out of your face like sun beams and you will always look lovely. – Roald Dahl
Terkadang karena sibuk dengan agenda yang penuh dengan meeting, assesment atau deadline, hingga membuat seorang ibu bekerja lupa akan pentingnya merasa bahagia.
Perasaan bahagia ini nggak melulu tentang shopping atau jalan-jalan saat weekend bersama suami. Bahagia bisa jadi merupakan ungkapan syukur akan segala sesuatu yang dimiliki. Contohnya, pastinya Mama bersyukur kan ya, mempunyai suami yang bertanggung jawab, memiliki pekerjaan dengan gaji yang mencukupi, juga anak-anak manis yang lincah, aktif dan pintar. Karena itu Mama patut berbahagia telah memiliki itu semua.
Seorang filsuf bernama Epictetus mengatakan, memiliki rasa cukup dengan apa yang ada adalah lebih baik daripada harta dan kekayaan.
So, mari bersyukur atas apa yang kita miliki, Ma. Ibu yang bahagia tidak akan membandingkan anaknya sendiri dengan orang lain, juga nggak membandingkan mobil atau rumahnya dengan keluarga lain. Pun tidak membandingkan suami sendiri dengan suami orang lain #eh
5. Buat batasan antara waktu bekerja dan waktu untuk keluarga
Seorang ibu bekerja terkadang lupa kalau mereka juga memiliki kehidupan di luar pekerjaan.
Memang sih, beberapa pekerjaan menawarkan kesempatan untuk bisa dikerjakan secara mobile. Namun, apa iya sih setiap saat setiap waktu dihabiskan untuk pekerjaan, Ma?
Sesekali lepas saja semua target itu, lalu segera ajak keluarga untuk makan di restoran favorit. Apalagi setelah Mama berhasil melewati hari yang melelahkan, atau berhasil mencapai target yang diharapkan. Anggap saja sebagai reward untuk diri sendiri.
Pada saat seorang ibu bekerja bisa benar-benar lepas dari pekerjaan, maka saat itulah dia bisa mempererat hubungan dengan orang-orang terdekatnya melalui tawa dan aktivitas bersama.
6. Olahraga rutin
Mau merawat diri berarti Mama mencintai tubuh Mama sendiri. Merawat diri ini nggak melulu soal nyalon atau spa, Ma. Tapi juga berolahraga. Karena tak jarang seorang ibu bekerja akhirnya tak punya waktu untuk sekadar menggerakkan badan.
Terdapat banyak penelitian yang membuktikan, bahwa aktivitas fisik bisa membantu mengurangi kadar stres kita.
Ketika kita merasa sehat (baik jasmani maupun rohani), maka hari-hari kita pun akan terasa lebih menyenangkan. Apalagi kalau bisa berolahraga bareng keluarga ya, Ma. Anggap saja sebagai tambahan waktu untuk bonding time.
Memang simpel sekali, namun manfaatnya banyak banget, Ma. Efek yang paling cepat akan bisa Mama rasakan jika Mama rutin berolahraga adalah semangat terjaga sampai pulang kerja.
Tak perlu terlalu berat. Sekadar stretching sebelum minum teh atau kopi juga merupakan awal yang baik. Atau sekadar memilih menggunakan tangga alih-alih lift, juga sudah membuat tubuh Mama bergerak. Pun menyingkirkan telepon, jika Mama bisa sedikit berjalan saja ke kubikel teman.
Nggak ada yang salah atau benar kok, Ma. Bukan hanya atlet yang butuh olahraga. Tentukanlah minimal 15 menit di pagi hari untuk melakukan kegiatan ini. Lebih baik lagi kalau Mama memiliki hobi olahraga tertentu, maka melakukannya akan lebih sepenuh hati.
7. Selalu tak henti menggali ilmu
Ahli Sosiologi, Susan Walzer, memberikan penjelasan dalam artikelnya yang berjudul Thinking about the Baby tentang perbedaan peran seorang ibu dan ayah dalam mendidik anak. Perempuan melakukan pekerjaan emosional dan intelektual dari pengasuhan anak dan pemeliharaan rumah tangga. Perempuan juga melakukan hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan proses informasi.
Berkaitan dengan tugas seorang ibu inilah, maka jangan sampai karena sibuk bekerja, Mama jadi nggak update ilmu-ilmu terbaru parenting, kesehatan, dan juga hal-hal lain yang berkaitan dengan upgrading your family. Mama bisa saja mengikuti workshop atau training untuk keperluan karier Mama. Namun, pengetahuan Mama soal keluarga dan anak juga jangan sampai ketinggalan.
Ilmu dan pengetahuan seputar parenting, kesehatan dan hal lainnya yang berkaitan dengan keluarga ini bisa Mama dapatkan buku, blog, podcast hingga beberapa perusahaan NGO yang siap menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar parenthood. Terutama, juga bisa Mama dapatkan dari kami yes? Ada banyak ilmu yang dibagikan oleh para penulis di sini lho, mulai dari parenting sampai kecantikan. Makanya, Mama jangan sampai ketinggalan update artikel terbarunya ya!
Nah, Mama, sebagai seorang ibu bekerja, Mama boleh saja mengejar promosi atau kenaikan gaji dalam karier Mama. Namun, jangan sampai hal tersebut menyedot total seluruh energi, pikiran dan waktu Mama. Bagaimanapun, kita sudah menghabiskan sepertiga waktu dalam sehari untuk bekerja. Jangan sampai pekerjaan merenggut pula dua per tiga waktu lainnya yang seharusnya Mama gunakan untuk beristirahat dan berinteraksi dengan dunia luar, terutama keluarga.
Karena itulah yang disebut dengan keseimbangan hidup.
Nah, tunggu apalagi untuk bisa memulai kebiasaan yang baik pada tahun ini, Ma? Lebih cepat akan lebih baik, pastinya. Jangan takut berubah karena perubahan bisa memberikan hal yang positif. Change starts now!