Beware of little expenses; a small leak will sink a great ship. ~ Benjamin Franklin
Keuangan selalu defisit setelah Lebaran, Ma?
Ih! Baru segini hari, udah ngomongin Lebaran. Jalani puasa dulu dengan baik, baru deh ngomongin Lebaran.
Ya, bukan gitu maksudnya, Ma. Mumpung ini pada belum cair THR-nya kan ya? Baik THR suami atau THR Mama sendiri dari kantor. Jadi barangkali kalau sudah baca ini, Mama terus bisa merencanakan Lebaran dengan lebih baik saat THR sudah benar-benar turun. Ahay.
Lagian, tenang, Ma. Mama sebenarnya sudah punya jurus-jurus untuk bisa mengendalikan isi dompet Mama nggak cepat terbang habis kok. Terutama terkait THR, dan segala macam biaya Lebaran nanti. hanya akan mengingatkan saja jadinya sekarang.
Iya, ingat-ingat 9 hal berikut ya, Ma, supaya nggak tekor nanti setelah Lebaran berlalu.
Sebelum Lebaran
1. Tak harus baru
Mama, Lebaran nggak selalu identik dengan semua yang baru. Iya nggak? Terutamanya baju baru. Coba bongkar lemari, Ma. Barangkali ada baju-baju lama yang terlupakan. Barangkali juga ada beberapa yang bisa Mama benahi supaya tampak baru. Biasanya sih baju anak-anak bisa banget ya, dijahit-jahit ditambah ini itu pernak-pernik yang lucu.
2. Manfaatkan sale
Kalau memang terpaksa harus membeli apa-apa yang baru, manfaatkan momen sale yang sering diadakan oleh butik-butik, department store, dan toko-toko. Tapi ingat ya, Ma, jangan sampai kebablasan. Jangan sampai terjadi yang sebaliknya, kartu kredit Mama jebol gara-gara lapar mata sale.
3. Bikin kue sendiri
Untuk camilan saat Lebaran, biasanya kita sudah pesan nastar, kastangel, dan kue-kue Lebaran lainnya sejak jauh-jauh hari. Nah, supaya lebih hemat, gimana kalau Lebaran tahun ini Mama membuat kue-kue sendiri. Resep-resepnya bisa Mama temukan dengan mudah di Gòogle. Supaya lebih seru, ajak anak-anak untuk ikutan masuk ke dapur, Ma. Biarkan mereka memakar-nakar, ikut mengaduk dan mencetak kue-kue.
Pasti seru!
4. Angpau dan bingkisan
Seperti biasa, di setiap Lebaran menjelang, kita juga akan sibuk menukar uang menjadi uang-uang kecil untuk diberikan pada anak-anak sebagai angpau.
Ya, kalau anak-anak cuma satu atau dua sih nggak masalah ya, Ma. Kalau ternyata kemudian ada keponakan-keponakan yang datang juga? Wah, bisa banyak banget ya.
Gimana kalau untuk tahun ini, Mama mengganti angpau dengan bingkisan-bingkisan kecil? Mama bisa membelanjakan isi bingkisan saat ada sale di department store.
5. Sisihkan jatah THR
Nah, ini yang sering kita lupakan, Ma. Kalau sudah menerima THR, baik itu dari kantor Mama sendiri ataupun dari Papa, yang kita pikirkan selalu saja soal belanja.
Sebaiknya, Ma, sisihkan dulu uang THR tersebut setidaknya 10%-nya untuk ditabung. Ingat, Ma, setelah Lebaran kita masih harus hidup. Jangan sampai, setelah Lebaran kita malah jadi panik karena uang habis, tabungan ikut terambil, masih menyisakan utang di kartu kredit.
Setelah Lebaran
Tata kembali keuangan Mama setelah Lebaran, dengan beberapa tips berikut.
1. Membuat rencana
Salah satu cara paling efektif dalam pengendalian pengeluaran adalah dengan merencanakannya terlebih dahulu. Mau ke mana saja Mama akan membelanjakan uang, untuk keperluan apa saja, dan kapan. Ketahui dengan pasti sejak awal, ke mana larinya uang Mama. Catat setiap rupiah yang Mama keluarkan dalam sebuah catatan harian.
Dengan memiliki catatan, niscaya, Mama akan lebih berhati-hati dalam pengeluaran uang. Apalagi kalau kelihatan, bahwa uang yang dibelanjakan sudah melebihi bujet. Langsung deh ter-alarm.
2. Evaluasi dan batasi
Setelah merencanakan, Mama juga perlu mengevaluasi pengeluaran Mama sekeluarga pasca Lebaran.
Agar beban bisa sedikit berkurang, maka lakukanlah evaluasi terhadap catatan pengeluaran Mama. Pelajari mana saja yang bisa dikurangi bujetnya, atau bahkan bisa dihapus sama sekali. Misalnya, kurangi jatah jajan makan siang di luar, dan sebaiknya mulai membawa bekal sendiri dari rumah. Kurangi ngopi-ngopi di kafe bareng teman-teman hangout Mama. Sedangkan untuk biaya transportasi, mungkin Papa bisa dibujuk untuk lebih banyak menggunakan transportasi publik supaya bisa lebih hemat BBM dan juga biaya parkir.
3. Jatah harian
Hitunglah ulang berapa biaya yang Mama keluarkan setiap hari untuk keperluan keluarga. Setelah itu, buatlah jatah biaya harian. Misalnya, untuk memasak dan makan selama satu harinya, Mama memberi jatah Rp 100.000. Kemudian jatah untuk memberi uang saku anak-anak Rp 50.000. Hitung juga keperluan sepanjang satu hari yang lainnya, kemudian total berapa jumlahnya. Masukkan uang ini dalam satu dompet khusus harian. Jangan lupa, siapkan uang cadangan, Ma, yang hanya boleh dipakai HANYA jika ada keperluan darurat. Simpan dalam dompet yang terpisah.
Biasakan hanya membelanjakan uang dalam dompet harian, tanpa harus mengambil uang cadangan.
4. Puasa shopping
Shopping sudah pasti bikin lapar mata. Apalagi kalau shopping-nya bareng teman-teman.
Lebih aman, untuk sementara waktu, jangan ke mal atau pusat perbelanjaan sama sekali terlebih dahulu, Ma, sampai kondisi dompet sudah stabil kembali atau sudah memungkinkan. Biaya untuk jalan-jalan itu sangat besar, kadang karena suasana hati kita lagi senang, kita dengan mudah mengeluarkan uang.
Demi kesehatan dan kemaslahatan bersama, sebaiknya tunda dulu mengunjungi tempat-tempat belanja sama sekali ya.
Nah, Mama, semoga dengan beberapa tips di atas, keuangan Mama nggak terlalu kebobolan selama libur Lebaran dan setelah Lebaran nanti ya. Yang tetap diingat, sekali lagi, adalah setelah Lebaran kita masih punya hari-hari yang harus dijalani, yang juga memerlukan biaya tak sedikit. Jadi, jangan jadikan momen Lebaran semacam ‘akhir hidup’ atau ‘kapan lagi sih bisa begini?’. Yang kayak gini, udah pasti akan bikin dompet kita ‘berakhir’, Ma.
Selamat menjelang Lebaran!