Karier dan Kehidupan Pribadi – Jangan Biarkan Keduanya Saling Membunuh. Begini Triknya!

Siapa yang tidak mau memiliki karier yang bagus dan berpenghasilan lebih dari cukup? Namun, ternyata itu bisa menjadi ancaman terhadap kehidupan pribadi dan keluarga. Hati-hati!

Bila karier telah memengaruhi kehidupan Mama, terutama hubungan dengan orang lain termasuk orang-orang terdekat menjadi renggang, maka Mama harus mulai hati-hati. Kenapa? Karena Mama bisa rugi sendiri pada perjalanan kehidupan Mama ke depan.

Ish. Kok ngeri amat? Hahaha.

Eh tapi bener lho, Ma.

Siapa sih yang nggak mau memiliki karier yang tetap dan berpenghasilan lebih dari cukup? Dan, banyak juga kan Mama yang bisa meniti kariernya dengan baik.

Eh, apakah Mama salah satunya? Jika iya, well, berharap agar perkembangan karier Mama sebaik perkembangan kehidupan pribadi terutama dengan suami.

Tapi hati-hati bila sampai karier malah menimbulkan masalah pada kehidupan pribadi.

Lho, memang kenapa?

Mama pasti mengakui kan, bahwa mempunyai tekad dan motivasi yang kuat adalah hal yang penting dalam dunia karier? Tapi perlu diingat juga bahwa setiap manusia memiliki kapasitasnya masing-masing dalam bekerja. Hari-hari kita tidak melulu harus tentang meeting, diskusi, presentasi atau laporan. Ada banyak hal di luar karier yang juga butuh perhatian Mama, baik itu kehidupan pribadi maupun keluarga.

Saat kehidupan karier terlalu menyita waktu Mama, meski hanya dalam sehari saja, maka bisa dipastikan kehidupan pribadi dan keluarga Mama pun akan terganggu.

Apa yang terjadi kalau karier dan kehidupan pribadi tidak seimbang?

Penelitian membuktikan, kalau kita terlalu memaksakan diri hanya pada pekerjaan dan memenuhi otak dengan urusan kantor, maka otak akan memberikan sinyal stres dan tidak menutup kemungkinan penyakit mulai bermunculan akibat menurunnya daya tahan tubuh.

Hal ini, apalagi jika dibiarkan berlarut-larut, maka akan berakibat fatal ke depannya.

Tanda bahaya sih yang menjadi sinyal, jika karier ternyata mengganggu kehidupan pribadi Mama?

 

Munculnya perasaan tertekan

Dalam dunia karier, wajar jika sering terjadi konflik dan tekanan. Namun bila berkepanjangan dan sampai memengaruhi bagaimana Mama bersikap, maka lebih baik Mama segera mencari solusi yang tepat.

Karena masalah di kantor, bisa saja Mama bawa sampai ke rumah. Apa jadinya jika tanpa sengaja Mama malah melampiaskan rasa kesal kepada orang-orang tercinta Mama?

Hal ini bisa saja terjadi apabila banyak sumber tekanan dari pekerjaan Mama saat ini. Selain akan menjadikan konflik pada hubungan Mama dengan suami, juga hanya akan memperburuk keadaan saja.

So, segera pikirkan jalan terbaik, jika sudah ada rasa tertekan yang dibawa sampai ke rumah ya.

 

Menghabiskan Uang

Bukan memberikan Mama kesempatan menabung untuk keperluan pribadi dan keluarga, namun, justru uang yang Mama dapat selalu habis karena harus memenuhi tuntutan dari kantor.

Contohnya bila jarak dari kantor ke rumah Mama cukup jauh dan memakan ongkos yang tidak sedikit, atau pihak kantor menuntut Mama untuk selalu memakai pakaian yang spesifik tanpa menyediakannya, sehingga Mama harus mengeluarkan uang untuk membeli baju baru. Atau Mama malah harus menalangi segala keperluan kantor, sedangkan kalau mau reimburse susahnya bukan kepalang?

Bagi sebagian orang, pendapatan juga termasuk faktor yang memengaruhi, apakah sebuah pekerjaan itu layak dipertahankan. Bila pada akhirnya uang yang Mama peroleh habis, berarti logikanya tak ada yang bisa Mama lakukan untuk perekonomian keluarga dengan pekerjaan Mama itu. Betul?

 

Ada yang Menggoda Mama di Kantor

Walaupun sudah jelas cincin pernikahan yang terpasang pada jari manis Mama, namun tetap saja ada yang mencoba mencuri perhatian Mama. Ketika sedang mengambil minum di dapur kantor, atau sedang sibuk-sibuknya menyusun laporan, seperti ada mata yang selalu memantau gerak-gerik Mama.

Apa pun bentuk rayuan darinya, Mama sebaiknya perlu memperjelas keadaan agar tidak terjadi masalah yang rumit (yang sebenarnya tak perlu terjadi). Beberapa teman saya juga pernah lho, Ma, minta dipindahkan kantor atau keluar dari suatu perusahaan, karena masalah seperti ini.

 

Terlalu Menuntut

Ada beberapa pekerjaan yang menuntut kita hingga kita tak bisa memiliki ruang gerak yang cukup.

Misalnya, sulit memberikan acc untuk Mama yang harus meminta izin karena harus mengambil rapor si kecil di sekolah. Atau sedikit-sedikit memotong gaji Mama jika Mama terlambat sedikit saja masuk ke kantor karena keribetan yang tak terhindarkan di rumah.

Begitu pun soal pasangan, Ma. Jika pekerjaan sampai membuat kita mengalahkan cinta kita buat suami, wah … itu pertanda nggak bagus, Ma.

Apakah karier Mama telah “melakukan” hal-hal di atas pada diri Mama? Jika iya, maka Mama perlu bertindak sebelum hubungan Mama dengan orang-orang terdekat jadi berantakan.

 

Apa yang harus dilakukan untuk meraih keseimbangan karier dan kehidupan pribadi?

Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, merencanakan waktu khusus untuk keluarga Mama bisa membantu meraih keseimbangan.

Setiap weekend, rencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan bersama, dengan suami dan anak-anak yang sangat Mama cintai sepenuh hati. Tak perlu terlalu mewah atau yang rumit, cukup yang simpel-simpel saja dan nggak mahal. Misalnya, berwisata kuliner, atau sekadar mengunjungi kakek dan nenek anak-anak, menonton film keluarga bersama, atau karaokean juga asyik banget.

Pastikan waktu-waktu Mama dan keluarga bisa dilewati dengan berkualitas, dengan cara yang sederhana. Yang penting kebersamaan dengan keluarga.

Selain itu, Mama juga bisa ber-me time dengan melakukan hobi. Melakukan hal yang disukai, seperti hobi, akan membawa kebahagiaan pada diri Mama, sehingga energi pun bisa kembali ter-charge dengan baik. Perasaan negatif pun hilang semua. So, Mama bisa terhindar dari tekanan yang berlebihan.

Nah, happy working, Mama!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *