Untuk menemukan cara mendidik anak yang baik, Mama dan Papa perlu belajar dengan melihat orang sekitar. Memperkaya pengetahuan lewat buku-buku ataupun dengan menyaksikan tayangan parenting, juga belajar dari ilmu turun temurun dari para orang tua terdahulu.
Tapi Ma, jika cara mendidik anak tersebut terkesan rumit dan memakan banyak waktu, rasanya 10 cara berikut dapat membantu. Mama dan Papa hanya perlu kompak, dalam mendidik putra putri. Sebab, serumpun orang tua yang seia sekata akan membuat anak-anaknya lebih terarah. Makanya, yuk, saling mendukung!
Mama, Papa hebat, inilah cara mendidik anak yang bisa kalian lakukan untuk menerapkan pola asuh yang berkualitas.
1. Anak-anak adalah bagian dari Mama Papa, dan mengasuh mereka merupakan tanggung jawab bersama
Mengotak-kotakkan peran orang tua tentu bukan pilihan yang bijak, karena cara mendidik anak seperti ini sudah sangat ketinggalan zaman, Ma.
Saat ini perempuan boleh mencari nafkah dan menyejajarkan diri, dan ini berarti Papa juga perlu andil dalam merawat si kecil. Ibaratnya ringan sama dijinjing dan berat sama dipikul.
Lagipula, kombinasi antara cara mendidik anak yang dianut oleh Papa dan Mama akan memperkuat karakter mereka. Mama dan Papa bisa saling menguatkan, juga saling mengingatkan jika ada yang tergelincir.
Logikanya sederhana saja, sih. Bikinnya saja bareng, berarti merawatnya juga bareng-bareng. Deal, kan?
2. Maklumi keterbatasan Papa, jika ia tidak bisa melakukan tugas sebaik Mama
Bagi seorang Mama, mengurus anak adalah wilayahnya. Sehingga kebiasaan demi kebiasaan membuatnya mampu dan mahir untuk melakukan tugasnya dengan baik.
Tapi bagi Papa yang hanya sesekali terjun, tentu akan mengalami kendala. Atau minimal membutuhkan waktu untuk beradaptasi terlebih dahulu.
Cara mendidik anak yang dipercaya oleh Papa mungkin juga berbeda.
Jadi maklumi saja, dan beri dukungan moral, agar si Papa merasa nyaman saat membantu mengurus si kecil. Kenyamanan ini akan membuatnya menjiwai perannya dan bahagia, sehingga si Papa tidak sungkan untuk turun tangan lagi di lain waktu. Kompromikan terlebih dahulu beberapa hal yang mungkin berbeda.
Berbeda itu biasa, Ma. Nggak ada masalah dengan hal itu.
3. Ulurkan tangan saat pasangan membutuhkannya
Ada kalanya pasangan akan merasa lelah dan kehabisan energi, pada aktivitasnya. Entah karena banyak pikiran ataupun karena kurang sehat.
Mama atau Papa bisa saling membantu satu sama lain, lho. Saat Mama lelah, tidak ada salahnya jika Papa mau turun tangan tanpa diminta, untuk mengurus anak-anak sementara waktu.
Begitu pun Mama. Saat Papa perlu waktu lebih untuk menyelesaikan tugas kantornya, beri toleransi. Tawarkan bantuan sebisa Mama. Atau minimal buatkan teh hangat dan pijat pundaknya agar Papa sedikit rileks.
Percayalah, Ma, membangun kedekatan emosional merupakan media syarat untuk menjadi orangtua yang berkualitas.
4. Menjalin komunikasi dalam keadaan apa pun
Rasanya akan aneh sekali ya, jika di zaman yang super canggih ini, teknologi malah menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Bukankah seharusnya hubungan dengan orang-orang terkasih semakin dekat?
Yuk, Ma, optimalkan gadget untuk menguatkan hubungan dengan Papa. Update terus aktivitas Mama dan Papa melalui chat pribadi, voice note, ataupun video call.
Komunikasi yang baik seperti ini akan mempererat perasaan Mama dan Papa, sehingga kalian akan lebih kompak lagi dalam mendidik putra putri tercinta. Coba deh!
5. Terbukalah, Ma!
Biasanya seseorang hanya tahu dan mau melakukan apa yang terlihat di depan mata saja. Begitu pun dengan Papa. Ia hanya akan mengerti Mama sebatas yang terlihat ataupun yang terdengar.
Mungkin ada pasangan yang peka dan mau menyelami isi hati sampai ke dasar. Tapi pada akhirnya mereka hanya akan melakukan yang Mama katakan saja. Jadi perlu banget untuk mengedepankan keterbukaan di sini, Ma.
Katakan dengan santun saat Mama membutuhkan bantuan Papa. Atau utarakan dengan hati-hati ketika Mama merasa sedang sakit, ataupun tidak mampu melakukan sesuatu. Lepaskan beban Mama dengan komunikasi yang baik dan jadilah kuat dengan pendampingan yang super dari Papa.
6. Nikmati waktu dengan hal-hal yang jenaka
Membangun sisi humoris bisa dibilang penting banget, supaya Mama, Papa dan anak-anak rileks. Menikmati tawa bersama juga akan mencairkan suasana sehingga rasa kekeluargaan akan tetap ada. Bukankah tipe pola asuh orangtua berbeda-beda?
Ada orangtua yang begitu streng, sehingga suasana keluarga terkesan sangat kaku dan penuh aturan. Ada juga orangtua yang begitu membebaskan anak-anak karena mereka sibuk.
Maka, tertawa bersama termasuk kebiasaan yang harus ada di tengah-tengah keluarga, untuk mencairkan segala kekakuan dan kemelut. Lagipula sisi jenaka bisa kok dibangun, atau minimal Mama dan keluarga bisa menyaksikan hal-hal lucu bersama, agar dapat tertawa bersama-sama.
Mama dan Papa bisa lho menjadwalkan untuk nonton film komedi romantis bareng. Wih, seru!
7. Jangan lupakan refreshing, Ma!
Rasa lelah bisa menyerang Mama kapan pun. Begitu pun dengan anak-anak, yang bisa saja bosan seketika.
Jika rumah sudah terasa sedemikian panas dan penuh dengan aura negatif, sebaiknya segera refreshing, Ma. Enggak harus pergi berlibur ke luar negeri, kok. Sekadar makan di luar bersama seluruh keluarga, bermain di taman, mengunjungi toko buku, ataupun pergi berenang, bisa menjadi pilihan yang hebat dan mengedukasi.
Meski memiliki nilai ekonomis, refreshing semacam ini selalu menjalin kedekatan Mama Papa, pada putra-putri tercinta.
8. Raih bahagia versi Mama, me time dulu
Akan ada fase di mana Mama merasa padatnya rutinitas, merupakan hal yang membosankan dan membuat penat. Bahkan ada juga sebagian kecil kasus, yang membuat seorang Mama merasa depresi.
Tentu ini merupakan ancaman serius untuk rumah tangga Mama, ya. Bukankah Mama yang baik adalah Mama yang bahagia? Lalu dari mana bahagia itu bisa didapat? Tentu dengan memperhatikan kebutuhan diri.
Saat Mama merasa sudah sebegitu suntuk, baiknya Mama me time saja. Lakukan hal-hal yang bisa membuat perasaan dan pikiran Mama lebih baik. Dengan demikian Mama akan lebih siap lagi, untuk menjadi orangtua yang baik. Mama pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anak dan Papa, bukan?
Mari buat, bahagia itu diciptakan lho, Ma.
9. Ngedate lagi dong, biar hubungan sudah lama tapi rasa harus terus diperbaharui
Memiliki waktu berdua dengan Papa merupakan cara terbaik untuk memupuk cinta yang ada. Sebab, hubungan yang sehat merupakan kunci terjalinnya komunikasi yang baik.
Keakuran serta kedekatan Mama dan Papa akan terasa oleh anak-anak, sehingga semua pihak akan merasa nyaman.
Lagipula dengan kencan berdua itu supaya Mama Papa lebih mengenal pribadi yang sekarang. Sekian lama menikah pasti Mama dan Papa mengalami yang namanya pergeseran karakter. Dan selama ini, karakter yang tertangkap oleh Papa hanyalah sebatas diskusi saja. Hilang sudah semua sifat yang membuat Papa jatuh cinta setengah gila saat pacaran dulu.
So, sekarang, biarkan Papa jadi up to date lewat ngedate ini, Ma.
10. Perkuat keberadaan pasangan dengan memujinya di depan anak-anak
Anak-anak itu seperti kertas kosong. Mama pasti sudah mengetahui hal ini. Hanya saja, kekosongan ini akan mudah membuatnya terpengaruh ataupun bersikap salah.
Coba saja Mama perhatikan! Si kecil akan ikut tidak menghargai papanya, jika Mama tidak menghargai peran Papa. Misalkan, sering menjelekkan Papa di depan anak-anak, ataupun Mama mengomeli Papa terus-menerus seperti anak kecil. Hal ini akan membuat Papa kehilangan kharismanya di depan anak-anak.
Jadi memang sikap orangtua adalah penilaian si anak itu sendiri. Mama perlu lho, memuji Papa di depan anak-anak, biar mereka bangga.
Jika Mama memulainya sejak dini, tentu Papa pun akan mengikuti jejak Mama dan bereaksi sama. Nah, kalau sudah begini, anak-anak tentu akan memiliki pengalaman emosional yang mengagumkan ya, sebab mereka memiliki dua orang tua yang super. Yaitu Mama Papa yang selalu berbesar hati untuk mengakui kehebatan orang lain, dan bukannya tipikal orangtua yang sibuk menunjukkan ego dan keakuannya.
Mama, tidak mudah menjadi orang tua yang baik dan bijak untuk bisa menemukan cara mendidik anak super. Tapi yakinlah, hubungan yang kompak selalu lebih kokoh dari perjuangan tunggal. Mama dan Papa bisa kok menerapkan pola asuh berkualitas, selama ada komitmen di dalamnya.
Semoga yang sedikit ini memberi manfaat ya, Ma. Salam semangat Mama!